Sabtu, 10 Juli 2010

We All Are Animals

Kerusuhan terus terjadi dimana-mana, aparat melawan rakyat biasa alias sipil, aparat melawan aparat, aparat melawan pedagang kaki lima, saling baku hantam, saling hina, saling ejek, bahkan saling bunuh. Sebuah perbuatan yang menjadi tontonan tidak asing di negara ini, sebuah tayangan yang selalu digencarkan oleh setiap stasiun televisi baik lokal maupun swasta, ada apa ini?
Disfungsi sosial terjadi marak dimana-mana, pelacuran diberantas oleh salah satu lembaga aparat negara ini yang katanya selalu rajin digalakan , narkoba yang selalu meracuni kelangsungan hidup generasi muda yang sedang berkembang, korupsi semakin marak dan malah menjadi tren hidup di kalangan para petinggi negara, ada apa ini?
Sebuah fenomena sosial yang pasti terjadi di setiap negara di belahan bumi bagian manapun, gesekan sosial antar satu dengan yang lainnya, kepentingan pribadi yang selalu dijunjung tinggi diatas kepentingan bersama, sekali lagi... Ada apa ini?

***

Perilaku-perilaku manusia yang mengacu pada sebuah karakter-karakter yang bukan manusia, unhumanism. Tergolong rumit bila manusia mempunyai perilaku seperti itu, terlalu malas pula buat dicerna, masa bodoh. Mungkin Konteks tentang kenegaraan, sosiologi seperti itu terlalu jauh untuk menjadi bahan pemikiran kita, tapi tidak saya, maaf.
Tentang kelangsungan hidup beberapa orang yang ada disekitar kita, kalau itu yang paling gampang untuk dibawa masuk kedalam pikiran, atau tentang diri kita sendiri barangkali, itu jauh lebih ternalari oleh pikiran kita, karena kita hidup dalam tubuh kita sendiri, bukan tubuh orang lain. Apa yang terbesit ketika suatu keadaan diri kita atau orang lain yang dekat dengan kita, tidak seperti perilaku orang kebanyakan, ada suatu hal yang ganjil yang terjadi dan berlangsung di diri kita atau orang lain yang tidak tergolong seperti sifat manusia?
Apakah kita akan menjawab, ada kalanya suatu sifat seperti itu terjadi di diri kita dan orang lain, atau itu memang bagian dari sifat manusia yang mungkin belum teridentifikasi dengan nama?
Entahlah, jawaban itu terserah kalian menanggapinya.

Tapi, saya pribadi salah satunya mendeskripsikan perilaku aneh yang terjadi di setiap manusia itu mengacu pada makhluk lain yang keberadaannya ADA di dunia ini atau di bumi ini. Betul, kalau memang pikiran kalian sama dengan pikiran saya, there's animals character live among us. What is it? You tell me. Kalau saya pribadi, kadangkala saya seperti ANJING, gemar berlari kesana kemari, menjilat atas bawah kanan kiri. Kadangkala seperti KUCING, kerjaannya hanya tidur sepanjang hari, kalau lapar lalu bangun makan terus tidur lagi. Mungkin MONYET, doyan sekali melompat di pohon satu ke pohon lainnya (baca : rumah). Mungkin seperti ANJING lagi, menyalak saja sepanjang hari, tapi tidak tahu kenapa. Cukup lucu bagi saya, tapi jangan kau bilang saya ANJING, lalu kau sebut apa dirimu sendiri?
Lihat paragraf yang saya tulis dimuka, para manusia-manusia yang berperilaku seperti itu kalian sebut apa? Saling hantam, saling jilat, saling bunuh... Sebutkan. KECOA, ANJING, BABI, MONYET, TIKUS, ULAR, GURITA, TAPIR, CICAK, BUAYA, terserah... Terserah kalian mau mengidentifikasikan mereka seperti apa, kalau saya, hhmmm... yang seperti saya tulislah.
Dan para binatangpun kerap dianalogikan layaknya wanita atau pria, sifat-sifatnya, tingkah lakunya. Contoh, seperti kumbang-kumbang di taman yang sering menghisap madu katanya, atau seekor burung cucok rowo alias cucak rawa, kalian nyanyikan sendiri liriknya, lalu selain lagu ada istilah-istilah, seperti 'Dog Style', kalian tahukan istilah apa itu, sudah tahu gayanya anjing pakai diturut-turuti segala, 'malu-malu kucing', kucing sekarang malah tidak tahu malu, dan mungkin masih banyak lagi yang saya lupa.
Tapi kalian jangan salah menginterpretasikan karakter binatang ini dengan 'sebutan' binatang okay, bukan itu. Saya tidak mengata-ngatai mereka, saya tidak mengata-ngatai diri saya sendiri, tapi karakter binatang yang hidup di diri saya sendiri, tentu di diri kalian juga.

***

Jabarkan sifat itu untuk diri kalian sendiri, seperti suka menyembunyikan 'wajah' asli di depan orang, suka menjilat orang agar mereka tersanjung lalu disukai, sering berteriak bahkan memaki dengan ironisnya menyebut kata-kata binatang, gemar sekali mengacau membuat onar lalu bertanding kepal dan tendang, mungkin yang lebih halus, pendiam tidak suka bicara tapi dalam hatinya mengoceh tentang segala hal yang ada, pembohong yang sering berkelit dan bersilat lidah, diam-diam tidak pernah meluap emosinya tapi kemudian menyilet-nyilet lengan kirinya. Tolong saya, kalian bantu saya jabarkan lagi segala sifat manusia yang menurut kalian menarik untuk diungkap, dan diasumsikan seperti binatang, tapi bukan dalam artian harfiah, hanya kiasan belaka.

Last words, kalian mengakui atau tidak, mengangguk atau malah menggeleng, sifat ke-binatangan itu sepertinya ada disetiap diri manusia, terkubur rapat di balik wajah ayu nan rupawan tapi palsu, kata-kata manis yang menyesatkan, semoga kalian lebih aware terhadap hal-hal seperti itu, untuk diri sendiri dan untuk orang lain yang kalian sayangi, walau mungkin tidak ada untung-rugi memikirkan hal seperti itu, sayapun berpikir demikian. Atau malah berpikir untuk menjadi binatang itu menyenangkan, hidup bebas dengan alam tak terbendung hal-hal dunia, terbang- berlari- melompat sesuka hati, karena idealnya binatang sama seperti manusia, mereka bebas hidup di bumi ini, tidak dikerangkeng, tidak dipelihara. Okay that's it, it's just an issue... Animal issue.

Salam kebun binatang semuanya, regards.
Cimahi, 28 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar