Jumat, 13 November 2009

Kincir Angin

Sad...Dissapointed...Mad...desperated...

curious...headache...laugh...sleep...

smile...pensive...think...cry...

awake...alone...pray...quite...


Siklus fraktal yang memberitahu tentang analogi sisi perubahan anomali hati, yang tak kunjung usai. Artificial hidup, hanya itu yang bisa disajikan hangat dengan secangkir kopi panas, tanpa tertendensi animo huru-hara yang lapuk yang berkarat tak kentara.
Inikah awal dari masa bifurkasi yang fragmentif, awal dimana adalah akhir, dan akhir adalah kebahagian, perspektif demikian yang mengaburkan pandangan akan tajamnya dan kejinya hidup, apa yang mau dilepaskan sekarang, semua terasa begitu lamban, waktu yang mengendur bak karet gelang, tik...tok...tik...tok...
Terasa detik ini begitu menyesatkan, bayangan dari pendulum imajiner yang terus bergerak, bergerak dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Hiptonis apakah yang hidup coba terapkan kepada saya,teori-teori yang diinvasikan, terasa sangat murni, mengalir bagai air sungai yang penuh dengan cahaya menyilaukan, mungkinkah ini hanya fatamorgana, ataukah realita kongkrit tentang hidup dan mati, terasa sangat membingungkan sekali, halo, adakah orang lain yang sedang berjuang bersama saya sekarang, adakah manusia lain yang ikut tersesat juga ?!
Ah, peduli setan dengan orang lain, mereka pun sepertinya sama tidak mengindahkan ada orang lain yang seperti mereka, jangan salahkan aku yang bersifat skeptis seperti ini, ini hanya refleksi yang aku keluarkan.
Bingung memang, tapi apa sih yang tidak membingungkan di dunia ini, coba ?! apa ?!
ya..ya..ya..saya sudah mengetahuinya, problematic memang.
Antara eksis dan tidak berwujud...abstrak!

Coba dirunut kembali, petunjuk-petunjuk apa yang terlewat, hanya momentum yang berubah menjadi kenangan kah ?
atau kah ada seorang anak kecil yang sedang mencoba untuk menyeberangi sungai itu, biarkan..biarkan anak itu mencoba instuisinya, tajamkan lagi pikiran.
Oh, saya mohon berhenti berbisik lirih kepada saya, saya sudah cukup miris, kenapa tidak sekalian saja kau teriak, teriakan, lantangkan organ - organ yang sudah lama terlelap di balik jasad busukmu itu. Kaburkan hasrat tidak sabar yang berdalih mencoba memberi apel merah segar nan ranum, tapi beracun.
Pikirkan putih disaat hitam mendominasi, pikirkan oase yang begitu menyenangkan diantara beribu-ribu mil hamparan pasir gersang, stimulus lagi terus dan menerus, dan jangan pernah menyerah, bifurkasi itu akan menemui satu titik persimpangan, ya, satu tolak balik yang bahagia mungkin, ataukah malah berakhir sebaliknya ?!
Oh, tidak hitam ini mulai menjalar lagi, putih ini kehabisan nafasnya, ia mulai terbenam di lumpur hitam yang menjijikan, pikirkan lagi putih, pikirkan lagi terang yang menjanjikan.

ahhh, rasa ingin meledak-ledak, ingin sekali terbang walaupun tak ada sayap, hanya inilah yang aku percayai sampai sekarang, hanya inilah yang mengantarkanku sampai pada titik darah penghabisan...Cinta !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar